Dengan total penduduk terbanyak dunia sekitar 1,3 Milyar jiwa dan memiliki produk domestik Bruto US$ 7,3 Triliun, terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Kondiai tersebut jelas bahwa perekonomian China merupakan kepentingan bagi seluruh Negara di dunia.
Pada bulan September 2012 pertumbuhan export China 9,9% melompat dari angka pertumbuhan 2,7% sepanjang Agustus.
Pada saat bersamaan Amerika Serikat semakin mendekati batas utangnya sebesar US$ 13,4Triliun dengan kecendrungan perbandingan antara GDP dengan utang yang terus menyempit sejak tahun 2005. Seperti diketahui sekarang Amerika Serikat sedang berjuang membayar utang-utangnya yang berawal dari era kepemimpinan Presiden George Bush hingga Obama.
Masalah dalam negeri
Apakah China akan menggeser Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi paling berpengaruh di dunia?
Demografi Benua Asia memang masih mempunyai jaminan untuk tingkat konsumsi yang tinggi, terutama China. Kalau kita lihat China pertama menguasai pasar dan kedua menguasai eksport barang-barang, dan juga menguasai devisa dunia.
Namun sistem pemerintahan China yang masih tetutup menjadi nilai minus dalam upaya menguasai perekonomian dunia karena apabila China menginginkan memiliki pengaruh ekonomi nomor wahid maka dia harus terbuka.
Salah satu cara yang bisa ditempuh agar China menjadi negara yang berpengaruh secara Adidaya adalah membuka perekonomian dalam negerinya dan apabila dia melakukan perubahan ekonomi maka mata uang cina tidak seperti sekarang dalam keadaan stabil tapi bisa berfluktuasi.
China memang sudah melepas mata uangnya Yuan untuk mengambang dalam batas tertentu jadi masih tetap dikendalikan dan ini dikritik oleh Amerika Serikat karena rendahnya nilai Yuan membuat produk China lebih kompetitif untuk diekspor ke seluruh dunia.
Keseimbangan baru
Saat ini China sedang melebarkan jaring perdagangannya ke berbagai wilayah, anatara lain Afrika dan Asia Tenggara, dengan investasi utama untuk proyek sumber daya Mineral maupun dengan ekspor produk-produknya, namun usaha yang demikian masih dipandang urang bijak apabila kita menempatkan China sebagai negara Adidaya ekonomi dunia yang baru.
Namun perlambatan tingkat Ekonomi China disaat krisis ekonomi di Eropa diakibatkan tidak diserapnya produk-produk yang seharusnya mereka export ke Eropa, karena daya beli serta pengetatan tali pinggang bagi masyarakat dan pemerintah Eropa.
Dalam pandangan penulis, kehadiran kuat China dalam perekonomian dunia belum sampai menyebabkan peralihan posisi adidaya namun keseimbangan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar